Senin, 03 Oktober 2011

Vaksin IPD Kurangi Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Penyebabnya bisa bermacam-macam mulai dari kekurangan gizi, adanya masalah kesehatan pada bayi sejak lahir dan karena penyakit yang berbahaya. Salah satu cara mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah dengan memberikan vaksin IPD (Invasive Pneumococcal Disease).

IPD adalah sekelompok penyakit seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis) dan infeksi darah (bakteremia) yang penyebab utamanya adalah Streptococcus pneumoniae. Penyakit ini telah mengakibatkan kematian anak lebih dari 1 juta tiap tahunnya, dan pasien yang berhasil sembuh biasanya mengalami kecacatan.

"Radang paru atau pneumonia merupakan penyakit IPD yang paling sering terjadi dengan angka kematian 5 sampai 7 persen dan rata-rata menyerang anak berusia dibawah 2 tahun," ujar Dr. Jeffry Senduk, SpA dalam acara seminar mengenai imunisasi pada anak di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta.

Gejala yang ditimbulkan tiba-tiba panas tinggi, menggigil, sakit dada, batuk berdahak, pusing, jantung berdetak cepat, lesu dan lemas. Namun kadang-kadang disertai dengan mual, muntah dan sakit kepala.

Penyakit infeksi darah (bakteremia) merupakan kelanjutan dari pneumonia dengan lebih dari 50.000 kasus per tahun. Sedangkan radang selaput otak (meningitis) biasanya dimulai dengan pneumonia. Gejalanya berupa sakit kepala, muntah, gelisah, panas, leher kaku, kejang dan koma, bila berhasil sembuh akan meninggalkan kecacatan seperti lumpuh, tuli, epilepsi dan masalah mental.

Penularan penyakit ini melalui udara saat bersin, batuk atau berbicara. "Sebenarnya kuman tersebut sudah pada daerah hidung dan tenggorokan dengan jumlah yang normal, tapi dalam jumlah tertentu kuman ini bisa mengakibatkan IPD," ujar Dr. Theresia Adhitirta, Product Manager Wyeth.

Theresia menambahkan kelompok umur yang berisiko terkena IPD adalah anak-anak usia dibawah 2 tahun, karena daya tahan tubuhnya masih lemah dan sistem imun dalam tubuhnya belum terbentuk secara sempurna.

IPD bisa dicegah dengan melakukan hidup sehat, nutrisi bergizi serta melakukan vaksinasi IPD yang sudah direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak Juni 2006, sedangkan di dunia sudah sejak tahun 2000.

"Efektifitas dari vaksin ini jika diberikan dengan dosis lengkap sebesar 97,4 persen, jadi jika anak yang sudah divaksin terkena IPD gejalanya jauh lebih ringan sehingga bisa disembuhkan," ujar Dr. Theresia.

Dosis 1 saat berusia 2 bulan, dosis 2 saat berusia 4 bulan, dosis 3 saat berusia 6 bulan dan yang terakhir saat berusia 12 sampai 15 bulan. Bagi yang terlambat tetap bisa divaksinasi, jika berusia 7 sampai 11 bulan diberikan 3 dosis, 12 sampai 23 bulan diberikan 2 dosis dan lebih dari 24 bulan hingga 9 tahun diberikan 1 dosis.

Efek samping yang sering terjadi hampir sama dengan vaksinasi lainnya yaitu kemerahan dan rasa sakit di tempat suntikan, demam yang tidak tinggi dan biasanya mengakibatkan kepanikan orang tua. Pemberian parasetamol bisa mengatasi efek samping tersebut.

Dengan memberikan vaksin IPD pada bayi Anda, bisa mencegah bayi atau anak terkena penyakit yang disebabkan oleh infeksi pneumokokus ini. Sehingga jumlah bayi yang meninggal akibat penyakit ini jauh berkurang dan bisa menurunkan angka kematian bayi di Indonesia.

Tips Vaksinasi Tepat untuk Anak

  1. Pastikan bahwa orangtua mengetahui jadwal imunisasi anaknya, dan selalu membawa buku vaksinasi saat kunjungan.
  2. Berikan informasi kepada dokter jika anak mengalami efek samping akibat vaksinasi sebelumnya.
  3. Pastikan anak diperiksa terlebih dahulu sebelum divaksinasi dan anak dalam keadaan sehat menurut penilaian dokter.
  4. Pastikan dokter memberikan catatan tentang pemberian vaksinasi tersebut dan jadwal vaksinasi berikutnya dalam buku vaksinasi.
  5. Bertanyalah tentang apapun sehubungan dengan vaksinasi yang telah diberikan atau untuk vaksinasi berikutnya.
  6. Perhatikan anak dengan seksama setelah vaksinasi, catat atau jika perlu hubungi dokter jika terjadi gejala yang tidak biasa atau diluar keterangan yang telah diberikan dokter.
  7. Jangan langsung pulang setelah vaksinasi, tunggulah hingga 15 menit jika tidak terjadi apa-apa atau anak sudah tenang baru boleh pulang ke rumah.
sumber : detikhealth.com

    Tidak ada komentar: