Selama ini orang yang mengalami cedera pada kepalanya terutama anak-anak biasanya melakukan tes CT scan untuk mengetahui adakah masalah di otaknya. Tapi kini ada pedoman kondisi cedera kepala yang tidak harus dites menggunakan CT scan. Karena paparan sinar radiasi CT scan juga berbahaya.
Sebuah studi baru menemukan pedoman yang sangat efektif untuk mengidentifikasi anak-anak dengan risiko yang sangat rendah dari cedera otak serius yang dapat mengurangi penggunaan CT scan. Karena penggunaan CT scan bisa menyebabkan anak-anak terpapar sinar radiasi.
Peneliti Amerika Serikat menganalisis lebih dari 42.000 data anak-anak yang mengalami cedera di kepalanya, termasuk data pasien yang melakukan computed tomography (CT) scan dan didapatkan 35 persennya adalah anak-anak. Uji klinis sangat penting, karena 376 anak mengalami cedera otak traumatis dan 60 diantaranya harus menjalani operasi bedah saraf.
sumber : detikhealth.com
Sebuah studi baru menemukan pedoman yang sangat efektif untuk mengidentifikasi anak-anak dengan risiko yang sangat rendah dari cedera otak serius yang dapat mengurangi penggunaan CT scan. Karena penggunaan CT scan bisa menyebabkan anak-anak terpapar sinar radiasi.
Peneliti Amerika Serikat menganalisis lebih dari 42.000 data anak-anak yang mengalami cedera di kepalanya, termasuk data pasien yang melakukan computed tomography (CT) scan dan didapatkan 35 persennya adalah anak-anak. Uji klinis sangat penting, karena 376 anak mengalami cedera otak traumatis dan 60 diantaranya harus menjalani operasi bedah saraf.
sumber : detikhealth.com
Karakteristik yang digunakan untuk memprediksi anak di bawah usia 2 tahun tidak perlu melakukan scan adalah:
- Status mentalnya normal
- Tidak terdapat bengkak pada tubuhnya kecuali kulit kepala frontal
- Tidak hilang kesadaran atau pingsan kurang dari lima detik
- Tidak mengalami mekanisme cedera yang parah
- Tidak terlihat tengkorak tulang patah
- Orangtua melihat kelakuan anaknya masih normal.
Dengan menggunakan pedoman ini, peneliti meyakini secara akurat bahwa 1.176 anak tidak perlu melakukan klinik traumatik cedera otak. Dan didapatkan anak-anak usia di bawah usia 2 tahun yang memiliki risiko rendah tapi tetap melakukan CT scan sebesar 24 persen serta anak usia 2 tahun sampai 18 tahun yang berisiko rendah tapi melakukan CT scan sebesar 20 persen.
"Pedoman ini penting untuk menghindari penggunaan CT scan yang bisa mengakibatkan paparan radiasi terhadap 25 persen anak-anak kurang dari 2 tahun dan 20 persen anak-anak lebih dari 2 tahun," ujar Dr Nathan Kuppermann dari University of California, seperti dikutip dari HealthDay.
"Pedoman ini penting untuk menghindari penggunaan CT scan yang bisa mengakibatkan paparan radiasi terhadap 25 persen anak-anak kurang dari 2 tahun dan 20 persen anak-anak lebih dari 2 tahun," ujar Dr Nathan Kuppermann dari University of California, seperti dikutip dari HealthDay.
Jika anak yang mengalami cedera kepala memenuhi karakteristik tersebut, maka anak tidak perlu melakukan CT scan. Karena untuk mengurangi paparan radiasi sinar yang jika terlalu sering dilakukan bisa berbahaya.
sumber : detikhealth.com
sumber : detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar